Armada Mudik Bertumpu pada Kapal-kapal Tua

Posted by Lambang Insiwarifianto Monday, September 29, 2008 0 comments for Anyer
Ratusan penumpang kapal roll-on roll-off BSP II tergesa-gesa keluar kapal setelah kapal tersebut berhasil sandar di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Sabtu (27/9) malam. Mereka terlihat kelelahan karena hampir 3,5 jam terapung- apung di perairan dekat Pelabuhan Bakauheni.

Insiden itu terjadi saat lalu lintas kapal di Selat Sunda padat. Kapal roll-on roll-off (roro) BSP II yang mereka tumpangi gagal sandar di Pelabuhan Bakauheni lantaran kemudi kapal mengalami kerusakan. Padahal, kapal BSP II baru masuk lintasan setelah rusak dan diperbaiki selama Maret hingga September.

Seharusnya kapal roro yang diberangkatkan dari Pelabuhan Merak pukul 17.30 itu sandar di Dermaga IV Pelabuhan Bakauheni pukul 19.30. Namun, saat akan sandar 1 mil laut dari dermaga, kemudi kapal BSP II tak bisa diarahkan ke dermaga.

Evakuasi kapal tidak bisa dilakukan secara cepat karena terganggu angin kencang dan gelombang tinggi perairan Bakauheni. Kapal tersebut baru bisa sandar sekitar pukul 23.00 setelah ditarik kapal penarik atau tug boat.

Kapal milik PT Atosim Lampung Pelayaran itu mengangkut 864 penumpang dengan 670 kendaraan. Jumlah penumpang 23 persen lebih banyak daripada kapasitas angkut yang mencapai 684 penumpang.

Kejadian serupa terjadi tanggal 7 September lalu. Ratusan penumpang terapung-apung selama lebih kurang empat jam di Selat Sunda lantaran mesin kapal Mitra Nusantara yang mereka tumpangi mati di tengah laut. Kapal yang seharusnya menyeberang ke Bakauheni itu pun akhirnya ditarik kembali ke Pelabuhan Merak.

Lima hari kemudian kejadian itu terulang. Kali ini menimpa kapal roro Nusa Bahagia. Kapal itu gagal diberangkatkan dari Pelabuhan Merak karena mengalami kerusakan mesin. Ratusan penumpang yang sudah hampir dua jam berada di atas kapal pun dipindahkan karena kapal Nusa Bahagia tidak bisa dioperasikan.

Sering rusak

Kejadian semacam itu memang kerap terjadi beberapa tahun belakangan. Kapal mogok di tengah laut karena mati mesin.

Tahun lalu ada delapan kapal roro yang kerap mengalami mati mesin, yakni kapal roro Nusa Dharma, Nusa Mulia, Nusa Setia, Nusa Agung, Nusa Bahagia, BSP II, BSP I, dan BSP III. Pada tahun 2007, delapan kapal itu berusia antara 21 dan 34 tahun. Kapal-kapal itu tak pernah mampu melayani penyeberangan sesuai dengan target, yakni 72 trip per bulan.

Tahun ini tercatat ada sembilan kapal yang pernah mengalami kerusakan. Kerusakan terparah dialami kapal roro Nusa Bahagia milik PT Putera Master SP. Kapal yang memiliki kapasitas angkut 439 penumpang dengan 100 unit kendaraan itu nyaris tak pernah beroperasi pada semester pertama tahun 2008.

Dari Januari-Juni, kapal Nusa Bahagia hanya melayani 16 kali penyeberangan atau 3,7 persen dari target 432 trip perjalanan per semester. Setelah menjalani perawatan docking pada bulan Juli, Nusa Bahagia sempat melayani penyeberangan, tetapi gagal diberangkatkan. Mesin kapal sulit dihidupkan serta tak bisa bergerak mundur.

Untungnya kerusakan terjadi jauh sebelum masa mudik Lebaran. Dengan demikian, PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) bisa langsung melarang Nusa Bahagia turut serta dalam angkutan Lebaran.

Kapal lain yang sering rusak adalah kapal BSP II. Kapal ini hanya beroperasi selama dua bulan pertama tahun 2008, sedangkan sejak Maret hingga awal September kapal tidak dioperasikan. Bahkan, kemudi kapal rusak saat kapal ini baru beberapa kali melayani penyeberangan Merak-Bakauheni.

Hasil evaluasi PT ASDP Merak menunjukkan, BSP II hanya mampu melayani 52 trip perjalanan, sekitar 12 persen dari target pelayanan 432 trip per semester. Padahal, kapasitas angkut kapal roro ini tergolong besar, yakni 600 penumpang dengan 148 kendaraan.

Berikutnya, kapal Nusa Mulia yang tiga kali mengalami kerusakan. Kapal milik PT Putera Master itu libur beroperasi pada Maret, April, dan Mei. Kapal berkapasitas angkut 430 penumpang dan 71 kendaraan itu pun hanya bisa melayani 35,6 persen atau 154 trip dari target 432 trip per semester.

Kapal milik PT Putera Master lain yang juga kerap mengalami kerusakan adalah Nusa Setia. Selama periode Januari-Juni, kapal ini hanya bisa melayani 67 trip atau 15,5 persen dari jadwal yang ditetapkan.

Adapun lima kapal lain, yakni kapal BSP I, Jatra II, Nusa Dharma, Bahuga Pratama, dan Menggala masing-masing libur beroperasi selama satu bulan karena rusak. Dari lima kapal itu, hanya KMP Bahuga Pratama yang mampu melayani perjalanan sesuai dengan target 432 trip per semester.

Tak teratasi

Sebenarnya persoalan kapal rusak yang kerap mengganggu aktivitas penyeberangan sudah dibahas jauh sebelum musim mudik Lebaran tahun lalu. Saat itu Kantor Administrator Pelabuhan (Adpel) Banten memberikan surat permohonan agar enam kapal dikeluarkan dari lintasan Merak-Bakauheni karena sering rusak.

Kapal tersebut adalah Nusa Mulia, Nusa Setia, Nusa Agung, Nusa Bahagia, BSP II yang hanya melayani satu trip perjalanan, dan BSP I yang sama sekali tidak bisa melayani penyeberangan pada semester pertama tahun 2007.

Solusi lain yang ditawarkan Adpel Banten adalah menambah enam kapal baru sebagai pengganti kapal-kapal yang sering rusak. Akan tetapi, syaratnya, kapal pengganti berkapasitas angkut minimal 150 kendaraan.

Selain itu, Adpel Banten juga mengusulkan agar dermaga di Pelabuhan Merak ditambah. Alasannya, empat dermaga yang ada hanya bisa menampung maksimal 24 kapal per hari.

Namun, hingga saat ini solusi yang ditawarkan Adpel belum semuanya dipenuhi. Enam kapal yang diminta untuk dipindahkan dari lintasan Merak-Bakauheni masih dioperasikan. Begitu pula dengan usulan penambahan dermaga belum juga terealisasi.

Sementara itu, penambahan tiga kapal baru juga belum memaksimalkan pelayanan penyeberangan di Selat Sunda sebab hanya satu kapal yang memenuhi syarat kapasitas angkut 150 kendaraan, yakni KMP Mentari Nusantara. Adapun dua kapal lain, yakni KMP Windu Karsa Dwitya dan Musthika Kencana, masing-masing memiliki kapasitas angkut 85 kendaraan dan 60 kendaraan.

Meski kapal baru berhasil menambah jumlah kapal menjadi 30 unit, kenyataannya tidak semuanya bisa dioperasikan. Apalagi, kapal-kapal yang sehat masih dipaksa melayani penyeberangan melebihi target. Hal itu rawan mengalami kerusakan mesin, seperti kapal Mitra Nusantara. Begitulah repotnya bila harus menyeberang dengan kapal-kapal tua. (NTA/HLN/ACI)

Related Post



Carita - Anyer Hotel : Armada Mudik Bertumpu pada Kapal-kapal Tua | Hotel di Anyer, Carita, Tanjung Lesung, Ujung Kulon,Villa,Resort Harga Murah
Judul: Armada Mudik Bertumpu pada Kapal-kapal Tua
Ditulis oleh Lambang Insiwarifianto
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://carita-anyer.blogspot.com/2008/09/armada-mudik-bertumpu-pada-kapal-kapal.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. Cari Hotel di Anyer, Carita, Ujung Kulon, Tanjung Lesung Silahkan lihat Harga Hotel di http://hikarivoucher.com/city/anyer

0 comments for Anyer:

Post a Comment

Hotel in Anyer reservation please call 021-7668477 untuk harga dapat dilihat di Hotel di Anyer or Hotel di Carita
-------------------

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Popular Posts

Translate

Arsip Blog

Flag Counter

Followers