HUNIAN HOTEL ANYER - CARITA CAPAI 80%

(Senin - 9 April 2007)

SERANG (FB) - Tingkat hunian hotel-hotel sepanjang Anyer dan Carita pada libur panjang, Jumat-Minggu (6-8/4) kemarin, dianggap telah membaik. Terbukti dengan tingkat hunian (okupansi) hotel yang secara average telah mencapai 80 persen. Bahkan ada sejumlah hotel yang menyatakan 100 persen okupansinya.

Hal tersebut dikatakan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Serang, Ashok Kumar, kepada Fajar Banten, kemarin. Menurut dia, menggeliatnya kembali okupansi selama weekend di Anyer dan Carita, merupakan pertanda baik tentang kebangkitan pariwisata Banten.

"Bahkan, sepanjang jalan di sana selama weekend juga ramai oleh pelancong. Kebanyakan memang masih dari Jabodetabek. Tapi ada juga yang dari Cirebon, Bandung, bahkan Lampung," jelas Ashok.

Selama ini, kata Ashok, dunia wisata yang mengandalkan pantai sedikit kedodoran menarik wisatawan. Namun, hal itu sudah bisa deminimalisasi. Dengan gencarnya promosi, diharapkan dapat mengembalikan kebangkitan wisata di Anyer dan Carita.

Ashok yang juga Excutive Director Le Dian Hotel, Serang, menilai, potensi pantai di Banten memang sudah indah. Bahkan, lanjut Ashok, seniman yang terkenal saja telah mencatatkan Anyer dalam lagu terkenal, yaitu Antara Anyer dan Jakarta.

Itu sebabnya, ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk kembali menggeliatkan Anyer dan wisata pantai di Banten lainnya. Dengan bangkitnya sektor pariwisata, bukan saja akan menguntungkan pemerintah daerah, tetapi juga akan berdampak positif untuk warga sekitar.

Lebih jauh, Ashok juga menyarankan pemerintah daerah untuk lebih "tut wuri handayani" dalam menangani persoalan pariwisata. Ashok menyebutkan, pemerintah diharapkan untuk lebih banyak mempercayakan persoalan pariwisata kepada stakeholder dan masyarakat.

"Idealnya, pemerintah diharapkan lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan regulator. Sehingga bisa fokus pada program men-direct dan meng-empowering saja, para stakeholder dunia pariwisata dalam menyelesaikan persoalannya," jelas Ashok.

Dengan demikian, dunia pariwisata bisa fleksible dan dalam penanganannya tidak terkesan terlalu birokratis. (H-29)***

(Dikutip dari Harian Umum Fajar Banten, Senin 9 April 2007)