Menginjakkan Kaki di Ujung Pulau Jawa

Posted by Lambang Insiwarifianto Tuesday, May 11, 2010 0 comments for Anyer

Perjalanan menuju Ujung Kulon kali ini disertai perasaan was-was akan perubahan cuaca yang masih saja terjadi di awal tahun 2010 ini. Namun hal tersebut tidak mengurangi kegembiraan saya yang pada akhirnya akan menginjakkan kaki di wilayah paling Barat di Tanah Jawa ini.
Butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke Pulau Peucang. Saya bersyukur cuaca kali ini sangat bersahabat.
Berangkat jam 08.00 pagi dari Jakarta, mobil pun langsung dilarikan menuju Desa Taman Jaya (desa terakhir di Ujung Kulon) melalu rute Serang-Pandeglang-Labuan-Sumur dan berakhir di Taman Jaya. Perjalanan panjang yang sangat melelahkan pun sudah terbayang di depan mata, apalagi kami belum mengenal medan dengan baik (saya sendiri hanya mengenal jalan hingga Labuan saja. Selebihnya masih buta). Setelah beberapa kali salah jalan, dan berhenti untuk sekadar meluruskan badan dan makan siang, akhirnya sekitar pukul 03.00 sore, kami pun tiba di Desa Sumur. Agak terlambat memang, namun kami memang tidak terburu-buru dalam perjalanan kali ini.

Kurang lebih sebelum maghrib menjelang, kami pun tiba di desa Taman Jaya. Perjalanan dari desa Sumur agak pelan, dikarenakan musim hujan membuat jalanan agak sedikit rusak dan tergenang air. Kami pun langsung menuju tempat penginapan kami yaitu penginapan Taman Jaya yang dikelola oleh Pa Komar. Kebetulan esok harinya, kami juga menggunakan kapal milik beliau. Ternyata yang saya duga sebelumnya terjadi. Hujan pun turun dengan lebatnya saat kami tiba di penginapan. Niat untuk berjalan-jalan di desa saya urungkan, dan sebagai gantinya, saya pun terlelap di balai-balai sambil menikmati derasnya hujan yang mengguyur Taman Jaya.
Bermalam di Pulau Peucang
Keesokan harinya, setelah sarapan dan beres-beres apa saja yang akan kami bawa ke pulau, kami pun langsung menuju dermaga karena rencana hari ini adalah menyebrang ke Pulau Peucang. Untuk kali ini, tujuan saya memang hanya ingin menuju Pulau Peucang, sehingga saya skip beberapa pulau seperti Handeuleum dan Panaitan. Butuh waktu sekitar 3 jam untuk sampai ke Pulau Peucang dan saya bersyukur bahwa cuaca kali ini sangat bersahabat.

Di Pulau Peucang ini terdapat beberapa penginapan yang dikelola oleh Taman Nasional, mulai dari penginapan kelas barak, hingga penginapan yang setara dengan resort. Namun dikarenakan keterbatasan sumber listrik, listrik di pulau ini hanya dinyalakan pukul 06.00 sore hingga pukul 06.00 pagi. Apabila sore menjelang, banyak rusa yang akan berdatangan dari arah hutan dan bergerombol di lapangan pulau ini. Kadang-kadang banyak burung merak yang keluar juga, namun kali ini saya kurang beruntung karena merak-merak tersebut cukup mau untuk menampakkan dirinya.

Setelah memasukkan barang di penginapan, saya pun kembali ke kapal dengan tujuan pertama ber-snorkeling di spot-spot terdekat. Karena cuaca yang tidak terlalu bagus untuk ber-snorkeling, akhirnya saya harus puas dengan haya mengunjugi 2 spot saja, yaitu Cikembang dan Cikuya. Hamparan koral dengan berbagai macam jenis ikan menjadi pemandangan yang mengasyikkan di Cikembang. Koral-koral disini mirip dengan koral di Taman Nasional Karimun Jawa, dikarenakan termasuk di kawasan laut lepas.

Puas ber-snorkeling di Cikembang, kali ini spot Cikuya yang menjadi pilihan saya. Arus di sini agak lebih kencang dibandingkan Cikembang. Apalagi dikarenakan hari sebelumnya hujan turun dengan deras, maka visibility bawah laut di Cikuya tidak terlalu jernih. 

Namun saya sangat beruntung menemukan bermacam anemone dan banyak clown fish bermain-main di anemone tersebut. Sekali lagi sangat disayangkan saya tidak membawa kamera under-water, sehingga untuk pemandangan indah yang satu ini tidak dapat saya bagikan kepada umum, hanya dapat saya nikmati sendiri.

Belum puas saya menikmati anemone dan clown fish yang bermain-main di sana, hujan turun kembali mengguyur Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, sehingga niat untuk ber-snorkeling di Citerjun saya batalkan. Kebetulan juga saya agak sedikit kelaparan setelah ber-snorkeling ria, saya pun kembali ke Pulau Peucang untuk menikmati hidangan Mie Instant rebus sambil menikmati hujan yang terus mengguyur Ujung Kulon.

Trekking Cibom – Tanjung Layar
Agenda saya berikutnya adalah trekking masuk hutan menuju Tanjung Layar. Dimulai dari Cibom, trail yang akan saya tempuh hingga ke Tanjung Layar sekitar 1,66 KM atau sekitar 1 jam jalan santai. Untuk menuju Cibom, diperlukan waktu kurang lebih 15 menit dari dermaga Pulau Peucang. Di Cibom tidak terdapat dermaga sandar, sehingga kapal tidak bisa mendekat. Saya pun menyebrang ke Cibom dari kapal dengan menggunakan perahu Ting-ting kecil. Terdapat sisa-sisa dermaga berupa tangga batu bata dan batang besi sebagai tiang penyangga dermaga. Menurut sejarah, di daerah Cibom pada jaman Belanda akan dijadikan sebagai tempat pelabuhan internasional bagi kapal-kapal dagang Belanda.

Pada trail Cibom-Tanjung Layar, dapat dijumpai pohon Kiara berlubang yang melintang di tengah-tengah jalan. Lubang pada pohon ini seakan-akan merupakan pintu masuk, dengan hiasan akar-akar yang menjuntai ke tanah.

Sebelum tiba di Tanjung Layar, saya melewati bangunan Mercusuar yang sampai saat ini masih dioperasikan oleh Dinas Perhubungan. Ada pula bangunan bekas penjara di zaman Belanda. Bangunan tua yang hanya terdiri dari 3 kamar dengan sebuah lorong sebagai penghubungnya ini masih berdiri kokoh meskipun dimakan usia.

Melewati bangunan bekas penjara Belanda, akhirnya terbentang padang penggembalaan Tanjung Layar yang tampak menghijau tertutup rumput. Banyak kotoran Banteng yang saya temui di sana. Padang ini pula merupakan salah satu tempat favorit untuk berkemah.

Tanjung Layar-The Western Point of Java
Akhirnya saya tiba di titik di ujung paling barat Pulau Jawa. Di Tanjung Layar ini tampak sebuah gejala alam yang unik berupa karang yang menjulang tinggi dan kokoh. Sambil menikmati perbekalan, saya juga menikmati pemandangan hempasan air laut di antara karang-karang kokoh di sekitar Tanjung Layar.
Untuk menikmati indahnya pemandangan di Tanjung Layar, bisa juga dilihat dari atas Mercusuar Baru yang langsung disuguhi pemandangan laut lepas. Biasanya beberapa pengunjung akan melanjutkan perjalanan trekking menuju Pantai Ciramea, namun karena waktu yang tidak memungkinkan dan cuaca yang tidak mendukung, akhirnya saya kembali ke Cibom melewati trail hutan sebelumnya.

Padang Penggembalaan Cidaon
Merupakan padang rumput buatan dan merupakan tempat berkumpulnya satwa liar seperti merak hijau, banteng (Bos Javanicus), kera ekor panjang, babi hutan dan berbagai macam jenis burung. Untuk menikmati berbagai macam satwa liar yang ada di sini, terdapat sebuah menara pandang yang terletak di sisi padang penggembalaan.

Saat saya tiba, padang penggembalaan Cidaon ini tidak terlalu ramai oleh para satwa liar tersebut. Terhitung oleh saya terdapat 15 ekor banteng dan 9 ekor merak hijau yang sedang berkeliaran. Dengan langkah yang sangat hati-hati, saya ditemani polisi hutan mencoba mendekat ke arah gerombolan Banteng. Namun saya tidak berani untuk melangkah terlalu dekat, karena mungkin naluri mereka lebih kuat dan penciuman mereka yang lebih tajam, beberapa banteng dengan serta merta menoleh ke arah kami berdua, sehingga saya memutuskan untuk diam di tempat dan menikmati Banteng-banteng tersebut dalam jarak aman.

Kembali ke Desa Taman Jaya
Setelah 2 hari menikmati keindahan alam Ujung Kulon, saya pun sudah harus kembali menuju Ibu Kota. Sore harinya kapal kembali ke Desa Taman Jaya. Di tengah perjalanan, langit terlihat sangat gelap dan saya berpikir pasti akan turun hujan sebelum kami merapat ke dermaga. Benar saja, hujan pun turun lumayan deras. Untuk saja nahkoda kapal saya sangat lihai dan tenang dalam mengemudikan kapalnya, sehingga hati saya pun tenang menikmati hujan yang tidak terlalu lama dalam perjalanan pulang ini.

Perjalanan kali ini sangat menambah wacana petualangan saya pribadi. Lain waktu, saya akan kembali ke Taman Nasional Ujung Kulon, dan mencoba untuk trekking melintasi hutan dari wilayah Selatan ke Utara. (Johan Sobihan)

Related Post



Carita - Anyer Hotel : Menginjakkan Kaki di Ujung Pulau Jawa | Hotel di Anyer, Carita, Tanjung Lesung, Ujung Kulon,Villa,Resort Harga Murah
Judul: Menginjakkan Kaki di Ujung Pulau Jawa
Ditulis oleh Lambang Insiwarifianto
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://carita-anyer.blogspot.com/2010/05/menginjakkan-kaki-di-ujung-pulau-jawa.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. Cari Hotel di Anyer, Carita, Ujung Kulon, Tanjung Lesung Silahkan lihat Harga Hotel di http://hikarivoucher.com/city/anyer

0 comments for Anyer:

Post a Comment

Hotel in Anyer reservation please call 021-7668477 untuk harga dapat dilihat di Hotel di Anyer or Hotel di Carita
-------------------

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Popular Posts

Translate

Arsip Blog

Flag Counter

Followers